Senin, 03 Agustus 2009

Akhirnya... (part 1)

Subhanallah, akhirnya q tau apa yang tak q tau...
Alhamdulillah, akhirnya q mengerti apa yang seharusnya q mengerti...
Astaghfir, akhirnya q sadar, apa yang tak q sadari...

Bismillah, smoga stelah ni q bs jalani hidup Q seperti yang dlu lagi

Menjadi HISYAM yang :
CUEK tapi PEDULI
DIAM tapi MENDENGAR
KERAS tapi SABAR

pokoknya bs BE MY SELF

SELAMA PRINSIP Q BENAR DAN Q BS PEGANG ITU, DAN TIDAK MERUGIKAN, IT'S OK ^^


TETAP SEMANGAT, SELALU SABAR, DAN IKHLAS MENGUCAP BASMALAH,,,,

Selasa, 09 Juni 2009

none

Memang,
Pernah Q miliki sbuah angan
Pernah Q punya sbuah asa
Pernah Q coba raih itu
Pernah Q terus berjuang untuk itu

Tp,
Pernah Q simpan angan Q
Pernah Q pendam asa Q
Pernah Q putus asa
Pernah Q berhenti mendekapnya

Namun,
Langkah harus terus berjalan,
Hidup harus terus terlewati,
Detik harus terus berputar,
Jantung harus terus berdetak,

Jadi,
Terus aja miliki angan itu,
Terus aja coba jaga asa itu,
Terus aja raih smua itu,
Terus aja, dan terus melangkah,,,

Jalani hidup,
Dengan sahaja,
Hingga Q temukan,
Apa arti ini smua,
Atau,
Hingga Q temukan,
Malaikat menjemputQ


^^ Tetap tersenyum ^^
Bwt sobat dan AdekQ tersayank

Senin, 04 Mei 2009

Menikahi yg km cinta or mencintai yg km nikahi?

Grabbed from : www.mypulau.com/Ate

"Menikah dengan orang yang kau cintai" Atau "mencintai orang yang kau nikahi"
Suatu kali seorang teman bertanya kepada saya:

“ ada 2 pilihan untukmu.

1. Menikah dengan orang yang kau cintai
2. mencintai orang yang kau nikahi

Mana yang kau pilih?”

Saat itu spontan saya memilih yang kedua: mencintai orang yang saya nikahi (menikahi saya).

“Kenapa?”

Hhm… iya ya, kenapa?

Sebab jodoh adalah hal yang pasti, meski masih menjadi misteri bagi orang-orang yang belum menemukannya. Sedangkan mencintai adalah hal yang berbeda. Mencintai seseorang saat
belum ada hak atasnya, bagaikan menggenggam bara. Jika Allah berkenan
menjadikannya pendamping seumur hidup, maka bara itu akan menjelma menjadi energi untuk eciptakan kebersamaan yang indah. Tetapi, jika Allah tidak berkenan mempersatukan, bara itu akan membakar, dan bisa jadi menghanguskan diri sendiri.

Lebih dari itu, pilihan kedua rasanya lebih aman dari berbagai penyakit hati, yang bisa jadi mengotori niat
suci menikah karena Allah.

Itu jawaban saya saat itu. Tetapi,beberapa jenak setelah itu, saya termenung, mencoba berfikir lebih
dalam dan menyelami jauh ke dalam lubuk hati. Lalu, saya pun meneruskan pertanyaan itu ke temen saya yang lain.

Dan dia menjawabnya sama dengan jawaban saya.
Tetapi, saya ragu atas jawaban itu, benarkah begitu?

Pilihan pertama, menikah dengan orang yang saya cintai, mengalirkan energi dan semangat untuk meraih sesuatu yang menjadi dambaan hati. Dan tentu adalah hal yang sangat menyenangkan bisa berdampingan dengan orang yang dicintai, tidak ragu mengumumkannya kepada public, tidak malu mengekspresikannya, sebab cinta itu sudah dilegalkan.

Pilihan kedua, mencintai orang yang saya nikahi, hhmm… pasrah, menerima nasib. Ah tidak, saya
menterjemahkannya menjadi bentuk syukur kepada-Nya. Sebab apa yang telah Allah pilihkan untuk kita, tentu itulah yang terbaik. Maka, kenapa tidak memaknai rasa syukur itu dengan mengupayakan cinta, menumbuhkan dan merawatnya.

Bukankah jika saat ini saya mencintai seseorang (padahal belum ada hak saya atasnya), itu tidak tumbuh
begitu saja? Ada masa-masa, ada hal-hal, ada peristiwa yang membuat saya mencintainya. Lalu, kenapa hal-hal itu tidak bisa ditumbuhkan kepada orang yang sudah Allah pilihkan untuk saya?

Tetapi, sekali lagi, betapa menyenangkan jika yang pertamalah yang menjadi pilihan, menikah dengan orang yang saya cintai, sebagaimana Fathimah yang menikah dengan Ali, sebagaimana Khadijah yang menikah dengan Muhammad.

Tetapi, kalaupun akhirnya Allah memilihkan orang yang lain, maka pilihan kedua pun bukan hal yang
tidak menyenangkan. Tidak ada yang tidak mungkin. Sebab cinta memang harus diupayakan.

Bagaimana dengan anda? Apakah akan menikah dengan orang yang anda cintai, atau akan mencintai orang yang anda nikahi?

Apa pilihan mu ??????????????????????????
?????????????????????????????????

Senin, 27 April 2009

Ketik 'A'

Ketik 'A' semua asa tlah hilang
Ketik 'A' rasa itu tak terasa
Ketik 'A' ingin Q telah tiada

maka,
ketik 'A' itu pula hidup ini tak berarti apa-apa
ketik 'A' itu pula arah hidup tak tentu
ketik 'A' itu pula hidup trasa tak berujung

namun,
ketik 'A' Q mencoba
ketik 'A' Q berharap kembali
ketik 'A' Q mencari

mungkin,
ketik 'A' itu Q dapat temukan asa Q
ketik 'A' itu Q bisa mrasakan kmbali
ketik 'A' itu Q mulai menata kmbali



SObat,,
ketik 'A' kalian ada dan slalu tersnyum
ketik 'A' itulah hidupQ trasa bgitu brarti


Karena,
ketik 'A' itu Q mrasa mnjadi orang yang beruntung
ketik 'A' Q bs mmbuat sahabat Q bahagia

Dan,
ketik 'A' tu pula Q juga bahagia




NB : Thx ya sobat2Quwh..

Senin, 02 Februari 2009

Misteri Hidup

Hidup ni srasa hampa,,
tanpa adanya tantangan,,
namun,,
ketika kita hadapi anugrah itu,,
kadang kita malah putus asa,,
terkadang,,,
kita malah kcewa,,
kadang kita malah lari,,
arghhh,,
knapa manusia cnderung begitu??
padahal,,
hidup akan srasa mngasyikkan,,
jika kita lalui tantangan tersebut,,
jika kita mau menghadapinya,,,
akankah manusia terus begini???
smoga saja tidak,,
smoga umat manusia segera sadar,,
makna tantangan dalam hidup,,
shingga mreka kan smakin tegar,,
tersnyum mnyongsong hari esok,,
yang misterius,,
karena hidup,,

adalah MISTERI......

by H 154 M ^_~

Cinta itu seperti seseorang yang menunggu bis….

Sebuah bis datang, dan kamu bilang, “Wah…terlalu sumpek dan panas, nggak bisa duduk nyaman nih! Aku tunggu bis berikutnya saja”

Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, “Aduh bisnya kurang asik nih dan kok gak cakep begini… nggak mau ah..”

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi dia seakan-akan tidak melihatmu dan melewatimu begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, “Nggak ada AC nih, gua bisa kepanasan”. Maka kamu membiarkan bis keempat pergi..
Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.
Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju! Dan kamu baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama..

Moral dari cerita ini, sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar ‘ideal’ untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali- kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia. Tidak ada salahnya memiliki persyaratan untuk ‘calon’, tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita. Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kamu masih bisa berteriak ‘Kiri !’ dan keluar dengan sopan.

Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kamu benar-benar menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu.Untuk dia memberi kesempatan kamu masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia. Bis seperti apa yang kamu tunggu ?

Q repost dari email yg d kirim sobat Q,,
apa pendapat kalian??